A. Tujuan
Mampu menentukan kadar asam asetat
dalam cuka pasaran.
B. Dasar
Teori
Asam
asetat, asam etanoat ataupun asam cuka adalah senyawa kimia asam organic yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma pada makanan dimana asam cuka
memiliki rumus kimia yaitu CH3COOH. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan
bahan baku industry yang penting dimana asam asetat digunakan dalam produksi
polimer, industry makanan bahkan di dalam rumah tangga.
Penentuan
kadar cuka pada makanan dapat ditentukan dengan metode titrasi netralisasi
dengan menggunakan indikator phenolphthalein. Zat yang akan ditentukan kadarnya
disebut titran dan biasanya diletakkan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang
telah diketahui konsentrasinya disebut titer dan biasanya diletakkan dalam
buret.
Zat
yang akan ditentukan molaritasnya dititrasi oleh larutan yang molaritasnya
diketahui (larutan baku atau larutan standar) dengan tepat dan disertai
penambahan indikator. Indikator berfungsi untuk mengetahui titik akhir titrasi.
Jika indikator yang digunakan tepat maka indikator tersebut akan berubah
warnanya pada titik akhir titrasi.
C. Alat
dan Bahan
-
Labu Erlenmeyer
-
Pipet tetes
-
Buret tetes
-
Asam cuka pasaran
-
Larutan asam oksalat
-
Larutan natrium hidroksida
-
Aquades
-
Indikator fenolftalein
D. Prosedur
Kerja
E. Hasil
Pengamatan
1. Pembakuan
natrium hidroksida mengguanakan asam oksalat
No
|
Titrasi ke-
|
Volume NaOH (mL)
|
N NaOH (N)
|
1
|
1
|
22,5
|
0,0917
|
2
|
2
|
25
|
0,0825
|
|
Jumlah
|
47,5
|
0,1742
|
|
Rata- rata
|
23,75
|
0,0871
|
2. Penetapan
Kadar asam cuka
No
|
Titrasi ke-
|
Volume NaOH (mL)
|
N CH3COOH(N)
|
Kadar CH3COOH (%)
|
1
|
1
|
2
|
0,00871
|
0,94
|
2
|
2
|
2,1
|
0,00915
|
1,04
|
|
Jumlah
|
4,1
|
0,01786
|
1,98
|
|
Rata- rata
|
2,05
|
0,00893
|
0,99
|
F. Pembahasan
Pada
praktikum pembakuan larutan NaOH menggunakan asam oksalat karena asam oksalat
adalah asam divalent dan pada titrasinya selalu sampai terbentuk garam
normalnya. Asam oksalat merupakan suatu asam lemah sedangkan NaOH merupakan
suatu basa yang bersifat kuat sehingga untuk melihat hasil perubahan warna titrasi
NaOH dengan asam oksalat dari warna putih menjadi merah muda dengan menggunakan
indikator fenolftalein.
Praktikum
untuk menentukan kadar asam cuka dilakukan dengan mencatat kadar asam asetat
yang tercantum pada label botol yakni 25%. Asam cuka tersebut dimasukkan
kedalam labu ukur 100 mL sebanyak 5 mL menggunakan pipet volume. Labu ukur
ditambahkan dengan aquades hingga tanda batas kemudian kocok. Setelah dilakukan
pengenceran asam cuka dimasukkan ke dalam Erlenmeyer sebanyak 20 mL serta 2
tetes larutan indikator fenolftalein yang kemudian dititrasi menggunakan NaOH
sampai mencapai titik equivalen yaitu berubah warna menjadi merah muda.
Menentukan kadar asam cuka pasaran dilakukan sebanyak 2 kali percobaan.
Kesalahan percobaan ini dapat disebabkan karena pada saat proses titrasi serta
kekurangan atau kelebihan indikator fenolftalein dan zat penitrasi karena jika
kekuranagn atau kelebihan volume sedikit saja dapat berpengaruh pada hasil
akhir dalam perhitungan kadar cuka.
G. Kesimpulan
Penentuan
kadar asam asetat terdiri dari 2 percobaan yakni pembakuan natrium hidroksida
dan penetapan kadar asam cuka. Kedua percobaan ini dilakukan dengan proses
titrasi asam basa. Titrasi asam basa merupakan analisis kuantitatif dimana zat
yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titran dan zat yang telah
diketahui konsentrasinya disebut titer.
H. Daftar
Pustaka
Wardani. 2016. Panduan Praktikum
Kimia Dasar STIKes BTH Tasikmalaya
Chang,R. 2004. Kimia Dasar Jilid 1
dan 2 Edisi 3. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar