1.1.Pengertian
Sistem Perkemihan
Sisitem
urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan
oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Sementara zat yang digunakan oleh tubuh akan beredar kembali ke seluruh tubuh
melalui pembuluh darah. Sistem urinaria terdiri dari organ- organ yang membawa
urine dan mengeluarkannya dari tubuh. Sistem urinaria merupakan salah satu
sistem utama untuk mempertahankan homeostatis cairan tubuh.
1.2.Organ
Sistem Perkemihan
Organ- organ (komponen) sistem
urinaria terdiri dari ginjal yang memproduksi urine, dua ureter yang membawa
urine ke dalam sebuah kantong kemih yang berfungsi sebagai tempat penampungan
sementara dan uretra yang mengalirkan urine keluar melalui orifisium uretra
eksterna (Lembar berwarna 15).
1.
Ginjal
Ginjal
merupakan organ yang berbentuk seperti kacang di sebelah belakang rongga
abdomen yang berwarna merah keunguan, ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari
ginjal kanan dimana setiap ginjal memiliki panjang 6-7,5 cm dan tebalnya 1,5-
2,5 cm. Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan homeostatis cairan
tubuh. Struktur ginjal dilengkapi oleh selaput tipis dari jaringan fibrus yang
rapat membungkusnya dan membentuk pembungkus yang halus. Di dalamnya terdapat
struktur- struktur ginjal. Terdiri dari bagian korteks (lapisan luar tempat
terjadinya filtrasi), bagian medulla/ sumsum ginjal (lapisan tengah berbentuk
pyramid yang berfungsi mengumpulkan urine) dan bagian pelvis renal/ rongga
ginjal (menghubungkan medulla ke ureter).
a)
Fungsi Ginjal
a.
Mengatur volume
air (cairan) dalam tubuh. Kelebihan air dalam tubuh dapat menyebabkan urine
encer dalam jumlah yang banyak sementara jika kekurangan air menyebabkan urine
yang diekskresi berkurang sehingga konsentrasi urine sangat pekat.
b.
Mengaturr
keseimbangan osmotic dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal. Ginjal
akan meningkatkan ekskresi ion- ion yang penting yakni Na, K, Cl, Ca dan
Fosfat.
c.
Mengatur
keseimbangan asam basa cairan tubuh. Jika makanan menghasilkan urine yang
bersifat agak asam pH kurang dari 6 yang disebabkan hasil akhir metabolisme
protein. Jika makanan banyak sayuran,
urine akan bersifat basa dimana pH urinenya antara 4,8- 8,2.
d.
Menyekresi sisa-
sisa hasil metabolisme zat- zat toksik, obat- obatan, hasil metabolisme
hemoglobin dan bahan kimia asing.
e.
Ginjal
menyekresi hormone rennin yang mempunyai peran dalam mengatur tekanan darah,
membentuk eritropoiesis, memproses pembentukan sel darah merah.
b)
Struktur
Mikroskopis Ginjal
Struktur
ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan satuan- satuan fungsional
ginjal yan diperkirakan ada sebanyak 1.000.000 nefron dalam setiap ginjal yang
selama 24 jam dapat menyaring 170 liter darah dari arteri. Nefron merupakan
tempat yang dapat menyaring darah. Satu nefron terdiri dari :
a.
Kapsula Bowman,
merupakan kantung yang membungkus glomerulus yang berfungsi untuk melindungi
glomerulus.
b.
Glomerulus,
merupakan gulungan kapiler yang terletak di kapsula bowman yang berfungsi
sebagai alat filtrasi proses penyaringan darah untuk menghasilkan urine.
c.
Tubulus
Proksimal Konvulta, merupakan tubulus yang bentuknya berkelok- kelok
berhubungan dengan kapsula bowman yang berfungsi untuk mengurangi isi filtrate
dengan cara reabsorpsi transport dan pompa natrium.
d.
Ansa Henle,
merupakan simpul yang bentuknya lurus dan tebal yang berfungsi untuk memekatkan
atau mengencerkan urine.
e.
Tubulus Distal
Konvulta, merupakan bagian tubulus yang bentuknya berkelok- kelok yang letaknya
jauh dari kapsula bowman yang berperan dalam pemekatan urine.
f.
Duktus
Kolektivus, merupakan saluran yang dapat menyalurkan urine dari nefron ke
pelvis ureter.
2.
Ureter
Ureter
merupakan saluran yang menyambungkan dari ginjal ke kandung kemih dimana ureter
mempunyai dua saluran yang panjangnya 25-30 cm. Lapisan ureter terdiri dari
jaringan fibrosa, otot polos dan mukosa. Urin disalurkan ke bawah ureter oleh
gerakan peristaltik selama 1-4 kali per menit. Urin masuk melewati dinding
kandung kemih sehingga menghalangi arus balik urin ke ureter dan menghalangi
penyebaran infeksi dari kandung kemih kea rah atas. Uretra pada pria terdapat
di dalam visura seminalis bagian atas dan disilang oleh duktus deferens dan
dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Sedangkan pada ureter wanita terdapat di
belakang fossa ovarika, berjalan ke bagian medial dan bagian lateralis serviks
uteri bagian atas vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Ureter
berfungsi dalam menghantarkan urine dari ginjal menuju ke kandung kemih.
3.
Kandung Kemih
(Vesika Urinaria)
Kandung
kemih merupakan kantung muskulomembranosa yang terletak di belakang os pubis,
tempat menyimpan atau menampung urine sementara, berdinding otot kuat serta
bentuknya bervariasi tergantung jumlah urin yang dikandung. Kandung kemih
terdiri dari lapisan mukosa, submukosa dan muskularis. Ketika kandung kemih
kosong atau terisi setengahnya maka kandung kemih tersebut terletak di dalam
pelvis. Sedangkan ketika kandung kemih terisi lebih dari setengahnya maka
kandung kemih tersebut menekan dan timbul ke atas dalam abdomen di atas pubis.
4.
Uretra
Uretra
merupakan saluran sempit yang berbentuk tabung yang menghubungkan kantung kemih
ke luar tubuh yang berfungsi untuk mengeluarkan urin. Fungsi uretra pada wanita
adalah untuk membawa urin dari tubuh sementara pada pria uretra berfungsi untuk
mengangkut semen dari tubuh dimana ketika penis ereksi, aliran urin diblokir
oleh uretra sehingga hanya semen yang akan keluar dan ejakulasi pada saat
orgasme. Uretra wanita lebih pendek daripada pria karena pembukaan antara
klitoris dan vagina wanita sehingga lebih sering terjadi infeksi pada uretra
wanita karena infeksi virus dan bakteri cenderung menyebabkan uretritis yang
ditandai dengan peradangan dan nyeri buang air kecil.
1.3.Proses
Terbentuknya Urine
1. Proses
Filtrasi
Filtrasi
merupakan perpindahan cairan dari glomelurus menuju ke ruang kapsula bowman
dengan menembus membran filtrasi. Membran filtrasi terdiri dari tiga
lapisan, yaitu sel endotelium glomelurus, membran basiler, dan epitel kapsula
bowman. Tahap ini adalah proses pertama dalam pembentukan urine. Darah dari
arteriol masuk ke dalam glomerulus dan kandungan air, glukosa, urea, garam,
urea, asam amino, dll lolos ke penyaringan dan menuju ke tubulus.
Glomerulus
adalah gulungan kapiler yang terletak di kapsula bowman. Ukuran saringan pada
glomerulus membuat protein dan sel darah tidak
bisa masuk ke tubulus. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium yang
berfungsi untuk memudahkan proses penyaringan.
Filtrasi
menghasilkan urine primer/filtrat glomerulus yang masih mengandung zat-zat yang
masih bermanfaat seperti glukosa, garam, dan asam amino. Urin primer mengandung
zat yang hampir sama dengan cairan yang menembus kapiler menuju ke ruang antar
sel. Dalam keadaan normal, urin primer tidak mengandung eritrosit, tetapi
mengandung protein yang kadarnya kurang dari 0,03%. Kandungan elektrolit
(senyawa yang larutannya merupakan pengantar listrik) dan kristaloid
(kristal halus yang terbentuk dari protein) dari urin primer juga hampir sama
dengan cairan jaringan. Kadar anion di dalam urin primer termasuk ion Cl- dan
ion HCO3-, lebih tinggi 5% daripada kadar anion plasma, sedangkan
kadar kationnya lebih rendah 5% daripada kation plasma. selain itu urin primer
mengandung glukosa, garam-garam, natrium, kalium, dan asam amino.
2. Proses
Reabsorpsi
Reabsorpsi
terjadi di dalam tubulus kontortus proksimal dan dilakukan oleh sel-sel
epitelium di tubulus tersebut. Fungsinya adalah untuk menyerap kembali zat-zat
di urine primer yang masih bermanfaat bagi tubuh seperti glukosa, asam amino,
ion-ion Na+, K+, Ca, 2+, Cl-, HCO3-, dan HbO42-. Air akan diserap kembali
melalui proses osmosis di tubulus dan lengkung henle. Zat-zat yang masih
berguna itu akan masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus. Hasil dari
reabsorpsi adalah urine sekunder/filtrat tubulus yang kadar ureanya lebih
tinggi dari urine primer.
Urine
sekunder masuk ke lengkung henle.Pada tahap ini terjadi osmosis air di lengkung
henle desenden sehingga volume urin sekunder berkurang dan menjadi pekat.
Ketika urine sekunder mencapai lengkung henle asenden, garam Na+ dipompa
keluar dari tubulus, sehingga urea menjadi lebih pekat.
3. Proses
Augmentasi
Setelah
melewati lengkung henle, urine sekunder akan memasuki tahap augmentasi yang
terjadi di tubulus kontortus distal. Disini akan terjadi pengeluaran zat sisa
oleh darah seperti H+, K+, NH3, dan kreatinin. Ion H+ dikeluarkan untuk menjaga
pH darah. Proses augmentasi menghasilkan urine sesungguhnya yang sedikit
mengandung air.
Urine
sesungguhnya mengandung urea, asam urine, amonia, sisa-sisa pembongkaran
protein, dan zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin, obat-obatan,
hormon, serta garam mineral.
Kemudian
urine sesungguhnya akan menuju tubulus kolektivus untuk dibawa menuju pelvis
yang kemudian menuju kandung kemih (vesika urinaria) melalui ureter.
Urine inilah yang akan keluar menuju tubuh melalui uretra.
3.4.
Kelainan Pada Sistem Perkemihan
1.
Retensi
Retensi
merupakan penumpukan urin di dalam kandung kemih sehingga menyebabkan distensi
kandung kemih. Pada saat terjadi distensi kangdung kemih dapat menampung urin
3000- 4000 ml padahal normal urin yang terdapat di kandung kemih yakni 250- 450
ml. Terjadinya retensi dapat ditandai oleh ketidaknyamanan di daerah pubis,
serta sering berkemih dalam kandung kemih dengan jumlah yang sedikit antara 25-
50 ml.
2.
Inkontinensi Urin
Inkontinensi
urin merupakan ketidak sanggupan otot sfingter eksterna untuk mengontrol
keluarnya urin dari kandung kemih. Inkontinensi urin disebabkan oleh pembesaran
kelenjar prostat, menurunnya kesadaran, menggunakan obat narkotika serta proses
penuaan.
3.
Urgency
Urgency
adalah perasaan seseorang untuk berkemih sehingga sering seseorang tergesa-
gesa ke toilet karena takut mengalami inkontinensi jika kemih tidak dikeluarkan
dan umumnya biasa terjadi oleh balita.
4.
Dysuria
Dysuria
adalah adanya rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih yang terjadi karena
infeksi perkemihan serta trauma pada kandung kemih dan uretra.
5.
Polyuria
Polyuria
memproduksi urin abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal tanpa adanya intake
cairan. Polyuria ditandai dengan dehidrasi dan hilangnya berat badan yang dapat
terjadi karena penyakit ginjal kronis.
6.
Urinari Suppresi
Urinari
suppresi adalah berhenti mendadak produksi urine kurang dari 100 ml/ hari yang
dapat disebabkan karena penyakit ginjal, kegagalan jantung, luka bakar dan
shock.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar