A. Tujuan
1. Menentukan
koefisisen reaksi berdasarkan pembentukan endapan dan perubahan suhu
2. Menentukan
hasil reaksi berdasarkan konsep mol
B. Dasar
Teori
Ilmu
kimia adalah ilmu tentang materi dan
perubahannya baik secara fisik maupun non fisik. Pada prinsipnya, materi dapat
dibedakan menjadi tiga wuju yaitu padat, cair dan gas. Cara standar yang
digunakan untuk menggambarkan reaksi tersebut dengan persamaan kimia. Persamaan
kimia menunjukkan zat- zat yang bereaksi dan hasil reaksi. Untuk menunjukkan
bahwa reaksi dikatakan setara,
diungkapkan dengan koefisien reaksi. Koefisien reaksi merupakan konversi yang
menunjukkan jumlah mol atom atau molekul yang terlibat dalam reaksi atau
menyatakan pula jumlah mol senyawa yang bereaksi. Dalam reaksi hokum kekekalan
massa berlaku, banyaknya tiap- tiap jenis atom di kedua sisi harus sama atau
jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi harus sama. Koefisien reaksi juga
digunakan untuk menyetarakan suatu reaksi supaya setara. Contoh reaksi antara gas nitrogen dan gas
hydrogen menghasilkan gas ammonia, persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
N2 (g) + 3 H2
(g) @ 2 NH3 (g)
Persamaan ini menyatakan bahwa satu
mol gas nitrogen bereaksi dengan 3 mol gas hydrogen membentuk 2 mol gas
ammonia. Angka 1,3 dan 2 merupakan koefisien reaksi sebagai factor konversi.
C. Alat
dan Bahan
-
Gelas beker 50 ml
-
Mistar
-
Thermometer
-
Kertas saring
-
Oven
-
Indikator universal
-
Larutan natrium hidroksida 0,1 M
-
Larutan natrium hidroksida 1,0 M
-
Larutan tembaga sulfat 0,1 M
-
Larutan asam klorida 1,0 M
-
Corong kaca
D. Prosedur
Kerja
E. Hasil
Pengamatan
Stoikiometri Reaksi Pengendapan
No
|
Larutan
|
Warna Endapan
|
Tinggi Endapan
|
Volume Endapan
|
Massa Endapan
|
|
|
|
|
|
|
Percobaan
|
Teori
|
1
|
5 mL NaOH 0,1 M+25 mL CuSO4
0,1 M
|
Hijau
|
15 mm
|
20 mL
|
0,18 g
|
0.024 g
|
2
|
10 mL NaOH 0,1 M+20 mL CuSO4
0,1 M
|
Biru Muda
|
16 mm
|
22 mL
|
0,14 g
|
0,048 g
|
3
|
15 mL NaOH 0,1 M+15 mL CuSO4
0,1 M
|
Biru Muda
|
12 mm
|
25 mL
|
0,15 g
|
0,073 g
|
4
|
20 mL NaOH 0,1 M+10mL CuSO4
0,1 M
|
Biru
|
10 mm
|
15 mL
|
0,27 g
|
0,0975 g
|
5
|
25 mL NaOH 0,1 M+5 mL CuSO4
0,1 M
|
Biru
|
12 mm
|
25 mL
|
0,04 g
|
0,04875 g
|
F. Pembahasan
Stoikiometri
reaksi adalah suatu reaksi kimia dimana pereaksi dalam reaksi tersebut habis bereaksi
sehingga tidak ada mol sisa dalam pereaksi atau tidak ada pereaksi pembatas. Apabila suatu larutan yang berbeda dicampurkan
akan terjadi perubahan fisis, suhu bahkan warna. Dalam suatu reaksi tidak semua
reaktan habis. Terkadang ada salah satu reaksi habis bereaksi dahulu sehingga
membatasi berlanjutnya reaksi. Pereaksi ini disebut dengan pereaksi pembatas.
Dari adanya pereaksi pembatas maka terdpat reaksi yang belum bereaksi karena
pereaksi yang lain sudah habis duluan, pereaksu yang bersisa ini disebut
pereaksi sisa.
Hasil
yang didapat dengan membandingkan praktikum dengan teori berbeda karena pada saat melakukan pengendapan tidak
dihitung seberapa waktunya dan tidak atau belum terlalu kering endapan yang ada
pada saringan sehingga massanya pun berbeda.
G. Kesimpulan
Perubahan kimia dapat
diamati dengan terbentuknya hasil reaksi seperti timbulnya gas, endapan,
perubahan warna dan perubahan suhu. Persamaan kimia menunjukkan zat- zat yang
bereaksi dengan hasil reaksi. Reaksi dikatakan setara jika terdapat koefisien
reaksi. Koefisien reaksi merupakan konversi yang menunjukkan jumlah atom atau
molekul yang terlibat dalam reaksi atau menyatakan pula jumlah mol senyawa yang
bereaksi.
H. Daftar
Pustaka
Wardani.2016. Panduan Praktikum
Kimia Dasar STIKes BTH Tasikmalaya
Keenan. 1984. Kimia Untuk
Universitas. Jakarta : Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar