Senin, 16 Januari 2017

LAPORAN KIMIA DASAR STOIKIOMETRI REAKSI



A.    Tujuan
1.      Menentukan koefisisen reaksi berdasarkan pembentukan endapan dan perubahan suhu
2.      Menentukan hasil reaksi berdasarkan konsep mol
B.     Dasar Teori
            Ilmu kimia adalah ilmu tentang materi  dan perubahannya baik secara fisik maupun non fisik. Pada prinsipnya, materi dapat dibedakan menjadi tiga wuju yaitu padat, cair dan gas. Cara standar yang digunakan untuk menggambarkan reaksi tersebut dengan persamaan kimia. Persamaan kimia menunjukkan zat- zat yang bereaksi dan hasil reaksi. Untuk menunjukkan bahwa reaksi  dikatakan setara, diungkapkan dengan koefisien reaksi. Koefisien reaksi merupakan konversi yang menunjukkan jumlah mol atom atau molekul yang terlibat dalam reaksi atau menyatakan pula jumlah mol senyawa yang bereaksi. Dalam reaksi hokum kekekalan massa berlaku, banyaknya tiap- tiap jenis atom di kedua sisi harus sama atau jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi harus sama. Koefisien reaksi juga digunakan untuk menyetarakan suatu reaksi supaya setara.  Contoh reaksi antara gas nitrogen dan gas hydrogen menghasilkan gas ammonia, persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
N2 (g) + 3 H2 (g)  @ 2 NH3 (g)
Persamaan ini menyatakan bahwa satu mol gas nitrogen bereaksi dengan 3 mol gas hydrogen membentuk 2 mol gas ammonia. Angka 1,3 dan 2 merupakan koefisien reaksi sebagai factor konversi.
C.     Alat dan Bahan
-          Gelas beker 50 ml
-          Mistar
-          Thermometer
-          Kertas saring
-          Oven
-          Indikator universal
-          Larutan natrium hidroksida 0,1 M
-          Larutan natrium hidroksida 1,0 M
-          Larutan tembaga sulfat 0,1 M
-          Larutan asam klorida 1,0 M
-          Corong kaca
D.    Prosedur Kerja
E.     Hasil Pengamatan
Stoikiometri Reaksi Pengendapan
No
Larutan
Warna Endapan
Tinggi Endapan
Volume Endapan
Massa Endapan






Percobaan
Teori
1
5 mL NaOH 0,1 M+25 mL CuSO4 0,1 M
Hijau
15 mm
20 mL
0,18 g
0.024 g
2
10 mL NaOH 0,1 M+20 mL CuSO4 0,1 M
Biru Muda
16 mm
22 mL
0,14 g
0,048 g
3
15 mL NaOH 0,1 M+15 mL CuSO4 0,1 M
Biru Muda
12 mm
25 mL
0,15 g
0,073 g
4
20 mL NaOH 0,1 M+10mL CuSO4 0,1 M
Biru
10 mm
15 mL
0,27 g
0,0975 g
5
25 mL NaOH 0,1 M+5 mL CuSO4 0,1 M
Biru
12 mm
25 mL
0,04 g
0,04875 g
F.      Pembahasan
Stoikiometri reaksi adalah suatu reaksi kimia dimana pereaksi dalam reaksi tersebut  habis  bereaksi sehingga tidak ada mol sisa dalam pereaksi atau tidak ada pereaksi pembatas.  Apabila suatu larutan yang berbeda dicampurkan akan terjadi perubahan fisis, suhu bahkan warna. Dalam suatu reaksi tidak semua reaktan habis. Terkadang ada salah satu reaksi habis bereaksi dahulu sehingga membatasi berlanjutnya reaksi. Pereaksi ini disebut dengan pereaksi pembatas. Dari adanya pereaksi pembatas maka terdpat reaksi yang belum bereaksi karena pereaksi yang lain sudah habis duluan, pereaksu yang bersisa ini disebut pereaksi sisa.
Hasil yang didapat dengan membandingkan praktikum dengan teori berbeda karena  pada saat melakukan pengendapan tidak dihitung seberapa waktunya dan tidak atau belum terlalu kering endapan yang ada pada saringan sehingga massanya pun berbeda.
G.    Kesimpulan
            Perubahan kimia dapat diamati dengan terbentuknya hasil reaksi seperti timbulnya gas, endapan, perubahan warna dan perubahan suhu. Persamaan kimia menunjukkan zat- zat yang bereaksi dengan hasil reaksi. Reaksi dikatakan setara jika terdapat koefisien reaksi. Koefisien reaksi merupakan konversi yang menunjukkan jumlah atom atau molekul yang terlibat dalam reaksi atau menyatakan pula jumlah mol senyawa yang bereaksi.
H.    Daftar Pustaka
Wardani.2016. Panduan Praktikum Kimia Dasar STIKes BTH Tasikmalaya
Keenan. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar