Jumat, 20 Januari 2017

SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA



1.1.      Pengertian Sitem Reproduksi
             Sistem reproduksi merupakan sistem yang terdiri dari beberapa organ yang berperan dalam proses untuk berkembang biak atau memperbanyak keturunan. Organ reproduksi wanita berbeda dengan organ reproduksi pria karena pada wanita normal, di setiap bulannya secara bergantian ovarrium akan memproduksi sel telur. Namun jika sel telur tidak dibuahi maka dinding pada rahim akan meluruh yang disebut dengan menstruasi.
1.2.   Organ Reproduksi Wanita
      Alat reproduksi wanita terdiri dari  bagian dalam (interna) dan  bagian luar (eksterna) yang mempunyai fungsi yang berbeda- beda.
a.       Bagian Luar (Eksterna)
1.      Ovarium
            Ovarium merupakan kelenajr kelamin yang memproduksi ovum (sel telur) dan berfungsi untuk menyekresi hormone estrogen dan progesteron. Ovarium berhubungan dengan uterus melalui ligamentum ovarii propium. Ovarium terdiri dari 2 buah dimana ovarium dilekatkan oleh lipatan peritoneum ke belakang ligamentum latum, lipatan ganda peritoneum meregang dari sisi uterus ke sebelah lateral pelvis. Pada wanita yang belum pernah melahirka, ovarium terletak pada fossa ovarium yaitu suatu cekungan peritoneum yang dangkal pada dinding lateral pelvis.
2.      Tuba Fallopi
            Tuba fallopi merupakan saluran sel telur yang menyangkut ovum dari ovarium ke kavum urteri dengan gerakan peristaltic dan dibantu oleh gerakan silia pada dindingnya. Lubang pada tiap tabung tuba fallopi yang masuk ke rahim sangat kecil, tetapi lubang dekat ovarium melebar dan pinggirnya terdiri dari rangkaian yang berumbai halus dan disebut fimbria. Ketika folikel ovarian pecah, fimbria mendekat sehingga ovum yang dikeluarkan dari ovarium dapat langsung mausk ke dalam tuba fallopi. Ovum tersebut kemudian bergerak sepanjang tuba fallopi oleh kontraksi otot pada dinding tuba dan oleh pergerakan silia sehingga dapat masuk ke dalam uterus. Tuba fallopi ditahan oleh lapisan jaringan yang longagr yang disebut dengan jaringan ikat lebar. Tuba fallopi terdiri dari lapisan dalam sel- sel bersilia dimana lapisan tengahnya terdiri dari otot dan lapisan luarnya yaitu peritoneum.
3.      Uterus
            Uterus adalah organ yang tebal, berotot yang terletak di dalam pelvis. Uterus berfungsi sebagai tempat berkembangnya embrio, selama kehamilan volume uterus mampu mengembang hingga 500 kali. Otot uterus disebut dengan miometrium yaitu lapisan tengah yang dapat melindungi bagian dalam. Selaput lendir yang melapisi dalamnya yang berfungsi sebagai tempat melekatnya zigot adalah endometrium. Peritmetrium merupakan lapisan terluar yang berfungsi untuk menyangga sel telur. Uterus terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
a)      Fundus yaitu bagian yang berbentuk cembung di atas muara tuba fallopi
b)      Korpus yaitu badan uterus yang melebar dari fundus ke serviks sedangkan antara badan dan serviks terdapat istmus. Istmus adalah kelenjar yang dapat menyekresikan membrane atau selaput telur.
c)      Serviks adalah leher rahim yang terdiri dari dinding otot yang kokoh mengelilingi saluran serviks pusat, dilapisi oleh selaput lendir yang banyak mengandung kelenjar yang mengeluarkan lendir.
4.      Vagina
            Vagina adalah saluran kelahiran yang menjurus dari kulit luar vulva sampai ke leher rahim. Vagina disebut juga dengan tabung berotot yang berisi membrane epithelium. Lapisan dinding vagina dinamakan vaginal mukosa yang berwarna merah muda seperti kulit yang berubah dan cenderung membentuk lipatan yang memanjang dan melingkar. Vagina berfungsi sebagai tempat terjadinya kopulasi (berpindahnya sperma dari reproduksi pria ke reproduksi wanita) dan sebagai jalan keluarnya bayi pada proses melahirkan.
b.      Bagian Dalam (Interna)
1.      Mons Pubis, merupakan bagian yang menonjol berupa bantalan lemak yang terletak di depan simfisi pubis yang ditutupi bulu pada saat pubertas. Mons pubis berfungsi sebagai pelindung terhadap benturan- benturan dari luar dan menghindari infeksi dari luar.
2.      Labia Mayor (bibir besar), merupakan 2 lapisan tebal yang terdiri dari kulit dan lemak, jaringan otot, pembuluh darah dan serabut saraf. Labia mayor berfungsi untuk menutupi organ kelamin dan mengeluarkan cairan.
3.      Labia Minor (bibir kecil), merupakan 2 lapisan tipis dari kulit yang berada diantara labia mayor yang mengandung jaringan erektil. Labia minor berfungsi untuk melindungi organ kelamin dalam.
4.      Klitoris, merupakan tonjolan kecil yang melingkar berisi jaringan erektil yang serupa dengan penis laki- laki. Klitoris banyak mengandung saraf korpus kavernosus dan membrane fibranosa. Klitoris dapat membesar dan mengeras apabila terangsang.
5.      Vestibulum Vagina, merupakan celah yang terdapat diantara labia mayor dan labia minor yang bersambung dengan vagina. Vestibulum vagina berfungsi untuk melumasi vagina dan menghasilkan cairan.
6.      Kelenjar Batholini, merupakan kelenjar yang terletak tepat di belakang labia mayor di setiap sisi. Kelenjar batholini mengeluarkan lendir dan salurannya keluar antara hymen dan labia minor.
7.      Himen (selaput dara), adalah lapisan tipis terletak di mulut vagina yang menutupi liang senggama yang ditengahnya berlubang agar kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Himen merupakan pembatas antara lingkungan luar dan organ dalam.
8.      Orifisum Vagina, merupakan celah yang ukurannya tergantung himen yang terletak di bawah vestibulum.
9.      Bulbus Vestibularis, merupakan jaringan erektil yang berada disamping orifisium vagina yang menempel dengan permukaan inferior diafragma urogenalitas dan tertutup oleh sfingter vagina.
10.  Perineum, merupakan jaringan antara vagina dan anus dimana perineum berisi struktur yang mendukung kemih, genital dan organ dalam gastrointestinal.
4.3.   Daur Menstruasi
              Sejak masa remaja (pubertas) sampai usia haid (menopause), wanita mengalami haid atau menstruasi. Menstruasi adalah peristiwa keluarnya darah dari vagina dimana darah berasal dari uterus dan timbul akibat terlepasnya selaput lendir uterus yang mengalami proses kerusakan. Bila ovum tidak dibuahi oleh sperma maka korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albicans sehingga produksi hormone estrogen dan progesterone terhenti. Turunnya kadar estrogen dan progesterone menyebabkan peluruhan endometrium dan ovum. Pada umumnya darah menstruasi bersifat cair atau hanya sedikit mengandung pembekuan darah, berwarna merah atau merah tua yang biasanya berlangsung antara 2-6 hari dengan volume darah sekitar 50 ml. Daur menstruasi dikatakan normal apabila berlangsung selama 21-40 hari lamanya dan teratur apabila perbedaan dalam daur menstruasi yang dialami seorang wanita tidak lebih dari satu minggu lamanya. Bila ovum tidak dibuahi oleh sperma maka korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albicans sehingga produksi hormone estrogen dan progesterone terhenti. Turunnya kadar estrogen dan progesterone menyebabkan peluruhan endometrium dan ovum.
              Daur menstruasi dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap pra- ovulasi (sebelum ovulasi), tahap ovulasi dan tahap pasca- ovulasi (sesudah haid).  Tahap pra-ovulasi, hipotalamus mengeluarkan hormone Gonadtroponin yang merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH (Follicle Stimulating Hormon). FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi oosit primer. Keduanya akan tumbuh sampai hari ke-14 dan hari ke-1 menstruasi, saat itu folikel matang disebut dengan folikel de Graaf dengan didalamnya terdapat oosit sekunder.
              Tahap ovulasi pada umumnya pada hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormone. Peningkatan kadar estrogen selama pra- ovulasi menimbulkan reaksi umpan balik negative yaitu penghambatan pelepasan FSH dari hipofisis, karena FSH berkurang maka hipofisis selanjutnya mengeluarkan LH (Luteinizing Hormone). LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf siap untuk dibuahi sperma.
              Tahap pasca- ovulasi dimana Folikel de Graaf yang ditinggalkan ole oosit sekunder akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum akan tetap memproduksi estrogen dan progesterone. Keduanya bekerja menebalkan endometrium juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu dan payudara. Keseluruhan fungsi tersebut adalah menyiapkan implantasi zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.
4.4. Proses Kehamilan
               Kehamilan berawal dengan pembuahan dan berlangsung di dalam saluran telur. Pada pembuahan satu sel telur bersatu dengan satu sperma dan hasilnya terbentuk sel telur yang dibuahi. Jumlah kromosom manusia adalah 23 pasang, berarti kromosom seksnya satu dan autosomnya 22 pasang dalam tiap nukelus sel tubuhnya. Dalam waktu 30 jam setelah terjadinya pembuahan, ovum yang telah dibuahi mulai membelah diri satu sel menjadi dua sel, dari dua sel menjadi empat sel dan seterusnya. Pada hari keempat, ovum yang telah dibuahi tersebut sudah menjadi segumpal sel. Pada hari ketujuh gumpalan sel tersebut sudah tersususn menjadi selapisan sel yang mengelilingi suatu ruangan yang berisi sekelompok sel di bagian dalamnya.
               Lapisan sel di bagian luar akan berkembang menjadi ari- arid an selaput janin, sedangkan kelompok sel di bagian dalam akan tumbuh menjadi anak. Setelah membelah diri, gumpalan sel digerakkan menuju rongga rahim. Perjalanan melalui saluran telur berlangsung kurang lebih selama 7 hari, setelah sampai di dalam rongga rahim gumpalan sel tersebut melekat pada selaput lendir rahim dan mulai membenamkan diri dan bersarang di dalam selaput lendir rahim yang sementara sudah dipersiapkan oleh hormone progesterone. Setelah bersarang, hasil pembuatan itu disebut dengan embrio.
4.5.   Perkembangan Embrio
               Dalam tujuh hari pertama dari perkembangannya, ovum yang telah dibuahi tumbuh dengan mendayagunakan sumber bahan yang terdapat di dalam ovum itu sendiri. Setelah bersarang, maka embrio mengambil bahan- bahan yang berguna bagi pertumbuhannya dari selaput lendir rahim dan mengeluarkan zat- zat yang tidak berguna lagi. Kelompok sel- sel dari bagian dalam embrio tumbuh dan berkembang menjadi alat- alat da organ- organ dalam tubuh anak.
               Pada minggu ke-3 setelah pembuahan, terbentuk jantung anak yang sederhana tetapi sudah berdenyut. Antara minggu ke-6 sampai minggu ke-8  bagian- bagian dari anggota gerak dan wajah anak mulai berwujud, lambung mengeluarkan getahnya dan ginjal menghasilkan sedikit urin. Kegiatan jaringan otak anak untuk pertama kali dapat direkam pada minggu ke- 7.
               Pada minggu ke-10 sudah dapat dibedakan jenis kelamin anak berdasarkan alat kelamin luarnya. Amak mulai dapat bergerak sendiri, menekan, mengerutkan dahi dan mengepalkan tinjunya. Pada tahap ini tulang- tulang kerangka anak mulai berubah dari tulang rawan menjadi tulang biasa. Dalam keadaan biasa, gerakan anak baru menjadi cukup kuat sehingga dapat dirasakan oleh ibunya sekitar minggu ke- 14 sampai minggu ke-18. Dalam perkembangan selanjutnya, mak aberbagai sitem dan fungsi alat- alat tubuh anak mengalami penyempurnaan sampai saatnya ia dilahirkan.
4.6. Kelainan Pada Sistem Reproduksi
1.      Tumor Payudara
         Tumor pada payudar dapat bersifat jinak seperti fibroadenoma, yaitu benjolan kenyal yang dapat dihilangkan melalui operasi. Tumor dapat bersifat ganas yang disebut dengan kanker payudara, dimana kanker jenis ini sangat banyak terdapat setelah menopause dan jarang sebelum berumur 30 tahun. Pengobatannya dapat melalui dengan operasi, sinar radioaktif dan obat- obatan.
2.      Vulvovaginitis
         Peradangan pada vulva dan vagina sering menimbulkan gejala keputihan. Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri Gardnerella vaginalis, Gonorrhocae chlamidia, oleh protozoa Trichomonas vaginalis dan jamur Candida albicans.
3.      Gonorrhoea
         Penyakit infeksi akut yang menyerang selaput lendir dari uretra, serviks, rektum, faring dan mata. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neissheria gonorrhea. Peradangan dan penyumbatan pada tuba fallopi oleh gonorrhea sering menyebabkan wanita menjadi infertile. Sewaktu persalinan, bakteri dapat ditularkan kepada mata bayi yang baru lahir yang dapat menimbulkan kebutaan.
4.      Infertilitas
Infertilitas merupakan ketidakmampuan menghasilkan keturunan. Infertilitas dapat disebabkan olef faktor di pihak wanita maupun di pihak pria. Pada wanita infertilitas disebabkan karena gangguan pembentukan ovum oleh kerusakan pada ovarium karena infeksi, toksi ataupun sinar radioaktif, penyumbatan pada tuba fallopi, gangguan pada rahim dan serviks serta gangguan hormone atau diabetes mellitus.
5.      Kanker Serviks
         Kanker serviks banyak terjadi pada wanita yang sering menimbulkan kematian. Kanker serviks dapat ditemukan dengan menggunakan teknik Papsmear yaitu cara pengambilan jaringan serviks dan diperiksa di bawah mikroskop. Timbulnya kanker ini berhubungan erat dengan infeksi herpes virus tipe dua dan human papilloma virus.
6.      Herpes Simplex Genitalis
         Penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simplex tipe II yang menyerang kulit di daerah genital luar, anus dan vagina yang biasanya ditularkan melalui hubungan seks. Gejalanya berupa gatl- gatal, pedih dan kemerahan pada kulit di daerah kelamin. Virus herpes simplex tipe I sering menimbulkan gejala- gejala seperti pada tipe II tetapi berada di daerah mulut, mata dan bibibr berupa sariawan. Walaupun gejalanya telah menghilang tetapi penyakitnya tidak sembuh, virus herpes tetap hidup di dalam sel kulit dan ganglion saraf sensoris. Penyakit ini dapat ditularkan pula oleh ibu hamil kepada fetusnya. Pengobatannya dengan asiklovir yang dapat mencegah replikasi ADN virus, mengurangi gejala- gejala penyakit tetapi tidak memberantas virusnya.
7.      Sindrom Premenstual
         Sindrom premenstrual merupakan keaadan dimana terjadi gangguan emosi, lesu, sakit kepala, bengkak- bengkak tungkai, rasa perih dan nyeri pada payudara yang terjadi beeberapa hari sebelum menstruasi dan setelah terjadinya menstruasi. Penyebab sindrom premenstrual diduga kada estrogen yang tinggi, progesterone yang rendah, gangguan metabolism karbohidrat, kadar prolaktin yang meninggi dan gangguan psikis berhubungan dengan sindrom premenstruasi.
8.      Endometriosis
         Endometriosis yaitu terdapatnya jaringan endometrium di luar rahim. Jaringan endometrium dapat ditemukan di ovarium, peritoneum, usus besar dan kandung kemih sebagai akibat pengaliran balik darah menstruasi melalui tuba fallopi sewaktu menstruasi. Gejala nyeri pada menstruasi karena jaringan endometriosis akan diluruhkan bersamaan dengan menstruasi. Endometriosis sering disertai infertilitas. Pengobatannya dengan cara operasi atau dengan hormone progesterone.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar